Lifestyle

5 Dampak Buruk Penolakan Psikologis yang Terjadi Setelah Menjadi Dewasa

Penelantaran psikologi manusia khususnya anak-anak oleh orang tua selama masa perkembangan akan itu meninggalkan traumatis sehingga mempengaruhi seseorang di masa dewasanya.

Menurut Yayasan CPTSD, penelantaran psikologis manusia biasanya merupakan perilaku orang tua atau wali yang tidak mendengarkan, mengasuh atau menghargai anak apa adanya. Berikut ini adalah gejala inner child yang memikul beban pengabaian psikologis di masa kanak-kanak.

1. Psikologi manusia: kemarahan yang terkubur dalam-dalam

Ketika anak-anak mengalami peristiwa traumatis hingga gangguan stres pascatrauma kompleks (CPTSD), yang dapat tumbuh dalam keluarga disfungsional, mereka tidak dapat mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat. Hal ini menyebabkan anak-anak mendorong kemarahan jauh ke dalam pikiran mereka. Psikologi manusia semacam ini akan menimbulkan kemarahan terpendam.

Sayangnya, banyak bahaya terletak pada anak-anak yang tumbuh dengan amarah yang tertahan. Menurut Yayasan CPTSD, menahan amarah anak dengan frekuensi dan intensitas tertentu terlalu sering dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik fisik maupun psikis.

Berikut berbagai reaksi fisik kemarahan yang tidak tersalurkan secara sehat di masa kanak-kanak, yaitu sakit kepala, susah tidur, gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, serangan jantung, masalah kulit dan stroke. Sementara itu, berbagai dampak psikologis antara lain post-traumatic stress disorder (PTSD), gangguan depresi mayor, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan mandiri, mimpi buruk dan perasaan takut, cemas, frustasi atau mati rasa.

2. Psikologi manusia: ketidakmampuan untuk mencintai diri sendiri

Medical News hari ini melaporkan bahwa banyak studi psikologis menunjukkan bahwa mencintai diri sendiri dan menyayangi diri sendiri adalah kunci kesehatan mental dan kesejahteraan, serta pencegahan depresi dan kecemasan. Namun, hal tersebut tidak dapat berkembang jika orang tua atau pengasuh utama tidak mengajarkan dan menunjukkan kepada seseorang cara mencintai diri sendiri di masa kecil.
Faktanya, mencintai diri sendiri dan menyayangi diri sendiri memainkan peran penting dalam membangun ketahanan dalam menghadapi kesulitan, mempercepat pemulihan dari trauma, dan membantu Anda mengatasi perasaan gagal atau malu dengan lebih baik.

3. Self esteem yang rendah

Healthline melaporkan bahwa harga diri seseorang biasanya berakar pada masa kanak-kanak dan remaja. Selain itu, faktor genetik dan lingkungan juga berperan dalam kasus-kasus tertentu.

Psych Central dan Healthline melaporkan bahwa banyak penelitian telah menunjukkan risiko kesehatan mental yang negatif. Misalnya kecemasan, depresi, pikiran untuk bunuh diri, perilaku yang merugikan diri sendiri, dan gangguan makan.

Selain itu, menurut Better Health, harga diri yang rendah merusak kualitas hidup seseorang di banyak bidang, termasuk emosi negatif, masalah hubungan, ketakutan akan penilaian, dan tingkat perawatan diri yang rendah.

4. Kurang menghargai orang lain

The American Bar Association melaporkan bahwa pengabaian dapat menyebabkan perasaan tidak aman atau keterikatan yang terganggu pada pengasuh utama. Ini memengaruhi kesulitan emosional, perilaku, dan hubungan sepanjang hidup.

Selain itu, pengabaian fase kronis dapat memengaruhi bagaimana anak tumbuh berinteraksi dengan orang lain. Dampaknya menyebabkan masalah emosional seperti gangguan kepribadian, salah satunya termasuk gangguan kepribadian antisosial.

Menurut laporan klinis Claveland, orang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial menyebabkan kurangnya rasa hormat terhadap orang lain. Hal tersebut karena tidak mau mengikuti norma atau aturan yang diterima secara sosial.

5. Kesulitan menjaga hubungan yang sehat

The Chelsea Psychological Clinic melaporkan bahwa hubungan seseorang dengan orang tua memberikan wawasan tentang seperti apa hubungan itu seharusnya terlihat. Jika pemahaman yang tepat tidak diberikan, akan sulit bagi seseorang untuk menjaga hubungan yang sehat.

Faktanya, orang-orang dalam hubungan yang sehat memiliki lebih sedikit masalah kesehatan fisik dan mental.

Hubungan yang sehat dapat meningkatkan kebahagiaan, mendorong perilaku yang lebih sehat, umur panjang, dan mengurangi tingkat stres. Konsekuensi pengabaian psikologis mempengaruhi setiap orang secara berbeda, tergantung pada keadaan dan tingkat keparahan fleksibilitas mental. Jika kondisinya tampak sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, carilah bantuan profesional untuk menjadi mitra dalam menghadapi situasi tersebut.

One thought on “5 Dampak Buruk Penolakan Psikologis yang Terjadi Setelah Menjadi Dewasa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *